BREAKING NEWS
PT. TERAS MEDIA SEJAHTERA (terasbalinews.com). AHU-0012026.AH.01.01.TAHUN 2023.
Aku Lapor Pajak

Komang Banu: Hilangkan Kesan Bali “Dijual Murah” Perlu Solusi Jangka Panjang

Praktisi dan Pemerhati Pariwisata,Komang Takuaki Banuartha. (foto/ist)
banner 120x600

DENPASAR (terasbalinews.com). Pelaku dan Pemerhati Pariwisata Komang Takuaki Banuartha, mengungkapkan, banyak wisatawan (bule, red) yang lontang-lantung, beli sesuatu tak mau bayar, ugal-ugalan dalam berkendara, tak mau bayar makanan, sewa kos-kosan, berusaha tanpa izin (ilegal), overstay, melanggar norma adat budaya Bali dan banyak lagi.

“Sudah terjadi pergeseran dalam berwisata! Jadi bukan lagi para bule itu menikmati adat budaya Bali, tapi sudah melirik untuk bisa hidup di Bali. Bahkan membuat onar,” ucap Komang Banu yang juga selaku Bendahara DPD Partai Golkar Bali.

Lantas menyikapi adanya wacana publik di Bali seperti pelarangan menaiki gunung sepertinya menurut Komang Banu perlu dikaji kembali urgensinya. Pasalnya, konsep ‘nyegara gunung’ telah turun temurun dilakukan masyarakat. Sedangkan, bagi Komang Banu jika melarang menaiki gunung sebagai suatu keharusan mendesak, tentu aturannya harus ditegakkan termasuk ditentukan areal-areal mana saja yang tergolong kawasan yang disucikan. Ia pun menilai selama ini, adanya gangguan diakibatkan oleh ulah segelintir wisatawan.

“Aturan itu harus jelas siapa yang disasar dan kenapa. Jangan lantas disamaratakan. Ini yang buat masyarakat bingung,” tukasnya.

Apa yang disampaikan Komang Banu bukan tanpa sebab, menurutnya semua orang Bali punya kewajiban menjaga alam semesta, menjaga kesuciannya seiring dengan konsep “nyegara gunung”.

“Kalau hanya gunung yang dianggap suci, lalu pantai bagaimana? Jadi tolong dikaji kembali, karena mendaki gunung menjadi salah satu tujuan wisata juga,” sebutnya.

Lantas Komang Banu berpendapat ada baiknya wacana itu diurai kembali, perlu ada solusi, seperti pengaturan ulang bagi mereka yang ingin melakukan persembahyangan ataupun berwisata mendaki gunung.

“Perlu juga ada pelatihan para pemandu wisata disana meningkatkan SDMnya hingga pembentukan pos-pos pemandu wisata yang resmi di gunung yang kerap menjadi objek wisata. Kita perlu solusi jangka panjang, bukan jangka pendek,” sentilnya.

Dengan ditegakkannya aturan yang jelas oleh pemerintah atau stake holder terkait, Komang Banu berharap secara bertahap akan memberikan warna baru di dunia pariwisata Bali.

“Akan terjadi seleksi pada akhirnya, siapa yang bisa berkunjung ke Bali. Jadi Bali akan menghilangkan kesan dijual murah,” tutupnya. (yak)

 

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *