BREAKING NEWS
PT. TERAS MEDIA SEJAHTERA (terasbalinews.com). AHU-0012026.AH.01.01.TAHUN 2023.
Aku Lapor Pajak

Lagi, Empat Kelompok Nelayan Pasang Baliho Tolak Rencana Pembangunan Terminal LNG

Tolak Rencana Pembangunan Terminal LNG

nelayan tolak pembangunan lng, baliho tolak lng
TOLAK-Empat Kelompok Nelayan tol rencana pembangunan Terminal LNG dengan memasang sejumlah Baliho.Foto/Ist
banner 120x600

DENPASAR-Terasbalinews.com|Suara penolakan terhadap rencana pembangunan Terminal LNG di Kawasan Mangrove terus bermunculan. Kali ini giliran empat kelompok nelayan di Desa Intaran Sanur menyuarakan perlawanannya dengan cara mendirikan baliho berukuran 2,5 x 3 meter di sepanjang pesisir Intaran, Sanur, Denpasar Selatan, Selasa (12/7/2022).

“Kami yang selama ini di laut sangat tau betul bagaimana imbas dari pembangunan sebelumnya yang telah membuat laut rusak. Aktivitas dredging atau pengerukan yang akan dilakukan untuk membuat alur laut Terminal LNG di kawasan mangrove pasti akan menyebabkan kerusakan pada laut. Jika laut rusak, maka kami akan kesulitan mencari ikan sebab ikan-ikan akan menjauh,” jelas I Wayan Sujana selaku koordinator pemasangan Baliho.

Baca Juga :Tolak Pembangunan Terminal LNG, Tujuh Banjar Pasang Baliho

Kelompok-kelompok nelayan tersebut terdiri dari Kelompok Nelayan Segara Agung, Watu Kerep, Astining segara dan Kelompok Nelayan Tapang Kembar. I Wayan Sujana menjelaskan jika pemasangan baliho penolakan terhadap pembangunan Terminal LNG di Kawasan Mangrove dilakukan adalah sebagai bentuk respon oleh para nelayan terhadap pembangunan Terminal LNG di kawasan mangrove.

Baca Juga :Koster Diminta Jangan Abaikan Protes Warga Terkait Rencana Pembangunan Terminal LNG

Lebih lanjut Sujana menjelaskan jika sebagian besar masyarakat Intaran terlebih kelompok nelayan memang menggantungkan hidupnya di pesisir. Dredging atau pengerukan terlebih dengan kapasitas 3 juta 300 meter kibik pasti sangat membawa dampak yang sangat luar bisa terhadap perairan kami. “Bagaimana nasib kami yang selama ini memggantungkan hidup di pesisir apabila proyek tersebut dipaksakan?,” tanya sujana.

Seperti diketahui bahwa menurut riset Kekal Bali, Frontier Bali dan Walhi Bali dalam melakukan pengerukan 3 juta 300 meter kibik tersebut juga mengenai indikatif terumbu karang seluas 5 hektaran.

Terancamnya terumbu karang pastinya akan berdapak terhadap keberlangsungan dan kualitas lingkungan ekosistem laut, Sujana menambahkan “Maka kami kelompok nelayan yang selama ini selalu beraktivitas di laut sudah barang tentu menolak proyek Terminal LNG di Kawasan Mangrove yang juga akan merusak laut,” imbuh Sujana.(red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *