BREAKING NEWS
PT. TERAS MEDIA SEJAHTERA (terasbalinews.com). AHU-0012026.AH.01.01.TAHUN 2023.
Aku Lapor Pajak

Made Satria – Gali Potenai Wisata Religi di Kawasan Nusa Penida

Foto - Made Satria. (Ist)
banner 120x600

KLUNGKUNG – Nusa Penida yang terletak di Kabupaten Klungkung tidak bisa dipungkiri jika memiliki daya tarik tersendiri. Roh dan taksu dari Pulau Nusa Penida memiliki energi sangat besar dan kuat di titik-titik destinasi religinya, begitu diungkapkan Tokoh masyarakat Nusa Penida I Made Satria S.H., yang juga caleg DPRD Klungkung dapil Nusa Penida nomor urut 1 dari PDI Perjuangan, Jumat (4/1/2019).

Karena spirit dan taksu inilah, kata Made Satria, Nusa Penida tidak hanya dikenal sebagai “The Blue Paradise Island”, namun lebih dikenal pula sebagai “The Relegius Island”. Hampir setiap hari Sabtu, Minggu dan hari-hari libur lainnya, Nusa Penida dipadati oleh wisatawan religi. Mereka melakukan tirta yatra, medek tangkil ngaturang bakti memohon keselamatan, memohon kelancaran usaha, dan sebagainya.

“Astungkara apa yang menjadi permohonan mereka terkabulkan. Ini membuat para wisatawan religi atau para pemedek semakin bertambah tumpah ruah medek tangkil ke Nusa Penida,” ujar Made Satria.

Disamping itu, Made Satria juga mengaku sangat menyadari dan meyakini bahwa Pulau Nusa Penida adalah “Benteng Penjaga” Pulau Bali, baik secara sekala maupun niskala. Jika diamati secara sekala atau kasat mata, Pulau Nusa Penida berperan sebagai pemecah gelombang atau break water-nya Pulau Bali.
Dikisahkan, Nusa Penida sering diramalkan oleh para ahli akan terjadi gelombang pasang besar yang berakibat tsunami. Namun astungkara, imbuh Made Satria, semua ramalan para ahli itu tidak terjadi dan semoga tidak akan pernah terjadi untuk selamanya

“Kita yakini juga secara niskala bahwa Ida Betara Sesuhunan Ring Nusa Penida sudah menjaga, mengamankan dan melindungi Bali dari segala bencana,” ujar Made Satria.

Karena itu semua pihak, baik itu swasta maupun pihak pemerintah mesti menyadari dan meyakini spirit dan taksu Nusa Penida sebagai “Benteng Penjaga” Pulau Bali. Maka dari itu, tegas Made Satria, begitu sangat penting dan mendesaknya Penetapan dan Penegasan Zonasi Tata Ruang di Wilayah Nusa Penida untuk bisa menjaga dan melindungi taksu kawasan ini.

“Jangan sampai Nusa Penida kebablasan dan tergerus roh, taksu, kesucian dan kesakralannya. Titik-titik relegius harus tetap terjaga, terpelihara dan terlindungi dengan baik. Itu kalau ingin daya magnet Pulau Nusa Penida masih selalu ada,” harap Made Satria yangbersama adiknya Ketut Leo sudah lama membantu pembangunan pura di sejumlah wilayah di Nusa Penida.

Made Satria bersama masyarakat Nusa Penida tidak ingin melihat glamornya sektor pariwisata di kawasan ini hanya gemerlap atau mentereng di permukaan. Apalagi bersifat sesaat tanpa memikirkan jangka panjang dan masa depan anak cucu serta generasi berikutnya termasuk kelestarian alam Nusa Penida.

“Sebagai wakil rakyat yang menjadi kaki tanga dan pelayan masyarakat Nusa Penida nantinya, saya siap ngayah dan bekerja keras, berjuang sebesar-besarnya. Jangan sampai pariwisata Nusa Penida glamor di permukaan dan sesaat tapi taksunya tergerus,” kata Made Satria

Perjuangan dan pengabdiannya untuk mewujudkan Nusa Penida yang maju sektor pariwisatanya. Namun tetap tertata dengan baik, memperhatikan kearifan lokalnya, tetap terjaga dengan baik dan lestari keindahan alamnya. Hingga tetap terjaga dan terpelihara kesucian dan kesakralan roh dan taksunya Pulau Nusa Penida.
“Kita jangan pernah mengabaikan hal itu. Apalagi sampai melupakan dan melakukan pembiaran terhadap para pihak swasta atau investor nakal yang ingin membangun pariwisata di radius atau zona kesucian dan kesakralan tempat suci,” katanya mengingatkan.
Jika pembangunan pariwisata Nusa Penida sampai kebablasan, maka anak cucu dan generasi berikutnya akan merasakan penyesalan tiada henti. Penyesalan nanti tidak ada gunanya lagi. Sebab akan sangat sulit memperbaiki kehancuran yang sudah terjadi. Akan lebih baik dan efektif melakukan pencegahan sejak dini

“Pernyataan saya ini adalah salah satu bentuk sikap saya untuk menyadarkan semua pihak dan mengingatkannya kembali supaya tidak terlena pada riak-riak di permukaan yang sifatnya temporer dan sesaat saja,” tandas Made Satria. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *