BREAKING NEWS
PT. TERAS MEDIA SEJAHTERA (terasbalinews.com). AHU-0012026.AH.01.01.TAHUN 2023.
Aku Lapor Pajak

Pantik Ekosistem Perfilman Bali, Searah Creative Hub Gelar Balih Screening

luts2 36
Diskusi bersama pra sutradara film yang tergabung dalam Searah Creative Hub (foto/ist)
banner 120x600

DENPASAR (terasbalinews.com). Searah Creative Hub, sebagai wadah yang dibentuk alumni Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar jurusan Film dan Televisi, mengadakan penayangan film, dengan tajuk “Balih Screening”, di Ruang Audio Visual Gedung Dharma Negara Alaya, Denpasar, Senin (13/3/2023).

Ketua Pelaksana acara, sekaligus sutradara salah satu film yang ditayangkan dalam acara tersebut, Herda Martin, mengatakan bahwa acara penayangan film tersebut untuk menggugah gairah alumni ISI Denpasar jurusan Film dan Televisi untuk berkarya dan membuat film.

“Terkait acara hari ini, sebenarnya ini kumpul kita sebagai alumni ISI Denpasar, juga kita mencoba berkolaborasi sesama alumni yang sudah sibuk sama kegiatan masing-masing untuk berkarya lagi, untuk membuat sesuatu yang baru, untuk berbicara tentang industri perfilman di Bali, tentang karya-karya film di Bali,” papar Herda Martin.

Lebih lanjut, Herda Martin berharap acara “Balih Screening” dapat menjadi tolok ukur sineas film di Bali, serta film-film yang ditayangkan tidak hanya menjangkau para pegiat film di Bali, tetapi juga masyarakat umum di tingkat nasional.

“Kita berharap bahwa ini bisa menjadi tolak ukur filmmaker di Bali, gimana film-film ini bisa didistribusikan, diproses, dan diproduksi dengan baik, sesuai dengan standar dan rules di Indonesia,” tambah Herda Martin.

Sementara itu, Ketua Searah Creative Hub, Dodek Sukahet, mengutarakan keluh-kesahnya terhadap kondisi Bali yang hanya menjadi objek bagi sineas film nasional dan internasional, sementara sineas lokal hanya menjadi tamu di rumahnya sendiri.

“Hingga hari ini, filmmaker Bali hanya dilibatkan sebagai pelengkap tim dari nasional dan luar negeri. Mereka tidak mampu memproduksi film mengenai tanah kelahiran mereka sendiri, tanah yang memberikan mereka penghidupan. Padahal kualitas mereka tidak berbeda dengan mereka yang ada di luar sana,” keluh Dodek Sukahet.

Menanggapi keluh-kesah tersebut, Dodek Sukahet berharap kegiatan yang dilakukan Searah Creative Hub ini dapat menumbuhkan ekosistem perfilman sineas film asal Bali. Ia juga berharap para pemangku kebijakan di Bali untuk mencurahkan pikiran mereka terhadap keberadaan sineas film asal Bali.

“Tidak dapat memungkiri untuk membesarnya ekosistem filmmaker di Bali, suatu saat, banyak pegiat film yang mulai me-notice Bali, akan banyak juga filmmaker Bali yang dilibatkan sebagai pelaku utama produksi film di Bali. Terus, pemerintah juga saya harap agar lebih notice ke Bali, tentang keberadaan para filmmaker di Bali, sehingga film di Bali dapat lebih berkembang secara ekosistem, maupun secara disiplin ilmu dan SDM,” harap Dodek Sukahet.

Acara penayangan film tersebut menampilkan enam film, masing-masing “Pojok Penantian (Upon a Time) dengan sutradara Novia Puspita, “Back to The Beat, Back to The Star” sutradara Tama Silitonga, “How Does It Sound?” sutradara Medy Mahasena, “Kacang Dari” sutradara Dodek Sukahet, “Lubos” sutradara Restu K. N., dan “Mejaguran” yang disutradarai oleh Herda Martin. (pri)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *