DENPASAR – Ta’mir masjid dan musholla tidak saja bertugas menjaga dan mengurus tempat ibadah namun juga menjadi ujung tombak terdepan dalam mencegah oknum atau kelompok-kelompol tertentu yang akan menyebarkan paham-paham radikalisme.
Hal tersebut terungkap ketika Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Bali menyelenggarakan silaturahmi dan sarasehan dengan sekitar 1.000 ta’mir masjid dan musholla se Bali, Minggu (31/3/2019) di Ballroom 100 Sunset Hotel di Jalan Sunset Road nomor 100 Kuta, Badung.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua PBNU KH. Abdul Manan yang menjadi salah satu pembicara dalam sarasehan mengangkat materi “Masjid Sebagai Tempat Strategis Membangun Umat dan Pertahanan NKRI”.
“Masjid dan musholla merupakan tempat strategis dalam membangun umat dan mempertahanan NKRI. Masjid dan musholla harus menjadi tempat belajar dan pembimbing bagi anak-anak yang akan menjadi penerus bangsa kedepan,” kata Kiai Abdul Manan.
Dikatakan oleh Kiai Abdul, masjid dan musholla merupakan tempat terbaik untuk umatnya bertemu dengan Allah. Sehingga masjid merupakan tempat paling mulia di bumi. “Maka beruntunglah para ta’mir masjid karena menjaga serta merawat masjid tersebut,” tuturnya.
Di tempat yang sama, Ketua PW NU Provinsi Bali H. Abdul Azis mengatakan, guna mencegah paham-paham radikal yang mulai berdatangan di Indonesia khususnya di Bali, maka NU Bali mengumpulkan para ta’mir masjid dan musholla se Bali.
“Ta’mir masjid dan musholla merupakan garda terdepan dari PW NU Bali untuk menjaga kedaulatan NKRI. Jangan sampai paham-paham tersebut melemahkan Islam Nusantara yang sudah kita bangun dengan semangat kenegaraan,” ucap Abdul Aziz. (agw)
