BREAKING NEWS
PT. TERAS MEDIA SEJAHTERA (terasbalinews.com). AHU-0012026.AH.01.01.TAHUN 2023.
Aku Lapor Pajak

Waspada Penyebaran Flu Babi Afrika, Balai Karantina Lakukan Hal Ini

banner 120x600

(foto : ist) Rakor penanganan flu babi Afrika.
DENPASAR – African Swine Fever (ASF) atau lebih dikenal dengan flu babi Afrika sedang mengancam peternakan babi di beberapa negara. Bahkan Timor Leste sebagai negara terdekat Indonesia sudah ditetapkan sebagai negara dengan wabah ASF.
“Timor Leste ditetapkan sebagai negara dengan wabah penyakit ASF pada bulan September 2019,” kata Kepala Balai Karantina Kelas I Denpasar I Putu Terunanegara, Selasa (10/12/2019) di Denpasar.
Mengantisipasi penyebaran flu babi Afrika, Karantina Denpasar menggelar rapat koordinasi (rakor) bersama instansi terkait guna menyatukan persepsi terhadap upaya pencegahan dini masuknya ASF.
“Pertemuan ini membahas upaya dan strategi yang diambil terhadap kemungkinan-kemungkinan yang menjadi potensi masuk dan menyebarnya penyakit oleh virus dari family Asfaviridae ini,” jelasnya.
Bertindak sebagai narasumber dalam rakor seperti Ketua Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Cabang Bali, Balai Besar Veteriner Denpasar dan dari Karantina Pertanian Denpasar. Rakor dihadiri instansi Pemerintah Daerah dan Stakeholder yang terlibat langsung baik di Bandara Udara maupun Pelabuhan Laut.
Berbagai hal dibahas seperti sumber penularan virus ASF melalui lalulintas penumpang yang terkontaminasi virus dari negara wabah, bahan makanan memiliki kandungan babi, serta sampah sisa makanan/catering yang berasal dari pesawat maupun kapal pesiar.
“Sumber-sumber penularan ini menjadi fokus pengawasan untuk memfilter masuknya wabah ASF ke Bali. Kunci keberhasilan pencegahan ASF ke Bali adalah koordinasi yang kuat,” terang Terunanegara.
Sementara itu Ketua PDHI Cabang Bali Prof. I Ketut Puja mengatakan bahwa yang paling efektif dilakukan adalah pencegahan masuknya penyakit, mengingat sampai saat ini ASF belum ada obat dan vaksinnya.
“Dengan rakor ini, diharapkan filter virus ASF yang masuk ke Bali bisa berlapis dan upaya pencegahan dapat memberikan hasil maksimal,” kata Ketut Puja. (awd)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *