BREAKING NEWS
PT. TERAS MEDIA SEJAHTERA (terasbalinews.com). AHU-0012026.AH.01.01.TAHUN 2023.
Aku Lapor Pajak

IDEP Foundation: Permakultur Solusi Masalah Sosial dan Ekonomi Indonesia

Direktur Eksekutif IDEP Foundation, Muchamad Awal (tengah), bersama Ketua IDEP Foundation, Hamzah (kiri) saat konferensi pers Pekan Masyarakat Tangguh 2023 (foto/pri)
banner 120x600

DENPASAR (terasbalinews.com). Permakultur merupakan jawaban permasalahan sosial dan ekonomi Indonesia saat ini, di tengah ancaman krisis pangan dan bencana. Hal tersebut nampak dalam Konferensi Pers “Pekan Masyarakat Tangguh 2023” IDEP Foundation, serangkaian 24 Tahun Yayasan IDEP Selaras Alam, di Kopi Kubu, Denpasar, Senin (8/5/2023).

Menurut Direktur Eksekutif IDEP Foundation, Muchamad Awal, permakultur dapat menjawab berbagai tantangan pembangunan pada masa mendatang.

“Secara filosofi, permakultur merupakan suatu cara atau metode berpikir, bagaimana menghadapi masalah-masalah yang ada, seperti ketahanan pangan dan bencana, dengan menggunakan pengetahuan yang telah dimiliki masyarakat lokal sejak dahulu,” ujarnya.

Lebih lanjut, Awal mengungkapkan bahwa permakultur perlu diterapkan dalam lima zona masalah, yakni zona keluarga, zona komunitas, zona industri, zona lindung, dan zona konservasi.

“Dari sana, kalau kita berpikir terbalik, sesuai dengan tema ‘tangguh’ yang kita usung, bisa dimulai dari zona keluarga. Misal, dalam hal bencana, masalah pangan menjadi masalah krusial dalam zona keluarga. Ketika terjadi krisis pangan, keluarga perlu melakukan strategi agar dapat memecahkan masalah tersebut, seperti memberdayakan food forest di halaman rumah mereka,” tambahnya.

Disayangkan, ungkap Awal, pemerintah Indonesia masih mengabaikan permakultur, dan pengetahuan lokal masyarakat setempat, dalam berbagai program yang dijalankan saat ini.

“Itu yang terjadi saat ini. Berbagai kebijakan pemerintah saat ini lebih berdasar pada kebutuhan dari luar, atau melihatnya melalui standardisasi. Indonesia, dari Aceh sampai Papua, itu berbeda-beda perlakuannya, kebutuhannya juga berbeda. Semestinya, pembangunan yang dijalankan berawal dari lokalitas masyarakat,” ungkapnya.

Mengenai Pekan Masyarakat Tangguh 2023, Ketua IDEP Foundation, Hamzah, mengatakan, akan diisi dengan diskusi dan webinar, yang berlangsung mulai Senin (8/5) hingga Jumat (12/5).

“Kegiatan ini akan mempercontohkan model-model ‘masyarakat tangguh’, mulai dari teknologi, pendidikan, corak dan ragam, yang akan dibawakan oleh para narasumber yang sudah lama bergelut di bidangnya,” ujarnya.

Hamzah berharap Pekan Masyarakat Tangguh 2023 dapat menyatukan pegiat permakultur di Indonesia dalam satu visi dan misi bersama.

“Melalui tema ‘Berakar Lokal Bertumbuh Mandiri’, kita ingin kembali berkaca kepada pengetahuan-pengetahuan lokal, sekaligus ingin mewujudkan masyarakat tangguh yang mandiri,” pungkasnya. (pri)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *