BREAKING NEWS
PT. TERAS MEDIA SEJAHTERA (terasbalinews.com). AHU-0012026.AH.01.01.TAHUN 2023.
Aku Lapor Pajak

Tembus Pasar Luar Daerah “Bedetan Kocing” Kuliner Khas Jembrana

Proses olahan "Bedetan Kocing" kuliner khas Jembrana. (foto/sub)
banner 120x600

JEMBRANA (terasbalinews.com). Kuliner khas Kabupaten Jembrana yang terkenal dengan sebutan “bedetan kocing” semakin populer di kalangan masyarakat. Makanan ini, yang terbuat dari ikan lemburu, telah menjadi primadona di wilayah Jembrana dan namanya kini juga mulai terdengar di luar daerah.

Bedetan kocing tidak hanya memiliki bentuk yang unik, tetapi juga memiliki rasa yang gurih dan tidak berbau amis. Keistimewaan tersebut dicapai melalui proses khusus yang dilakukan oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Bedetan Perancak, yang berlokasi di Desa Perancak, Kecamatan Jembrana.

Dengan cita rasa yang gurih, renyah, dan bebas bau amis, bedetan Perancak berhasil menembus pasar di luar daerah, termasuk Labuan Bajo Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Negara Turky.

“Karya kami tidak hanya dikenal di Bali, tetapi juga sudah merambah ke luar daerah, bahkan kadang-kadang sampai ke luar negeri seperti Negara Turky, yang diperkenalkan langsung oleh tenaga kerja asal Jembrana yang bekerja di sana,” ujar Ni Wayan Muliarni, Ketua KWT Bedetan Perancak, saat menerima kunjungan dari Ketua TP PKK Provinsi Bali, Ny Putri Suastini Koster, yang didampingi oleh Bupati Jembrana, I Nengah Tamba, dan Ketua TP PKK Jembrana, Jumat (2/6/2023)

Ni Wayan Muliarni, yang juga terlibat langsung dalam usaha bedetan kocing, telah mendirikan kelompok bernama KWT Bedetan Perancak yang terdiri dari 10 orang. Ia telah menggeluti usaha ini sejak kecil bersama ibunya, dan setelah menikah, usahanya semakin berkembang hingga menjual produknya di pasar-pasar.

“Dengan bantuan dari Pemerintah Kabupaten Jembrana, usaha kami mengalami perkembangan pesat. Pesanan sebelumnya berkisar antara 20 hingga 30 kilogram, kemudian bertambah menjadi 50 kilogram dan kadang-kadang bahkan mencapai 100 kilogram. Saat ini, produksi kami mencapai 5 kuintal. Dahulu, bedetan kocing kami hanya dijual di pasar, namun sekarang sudah merambah ke Labuan Bajo, Denpasar, dan bahkan sampai ke Negara Turky,” paparnya.

Muliarni juga menyampaikan bahwa bantuan bangunan solar dryer dome telah membantu mengatasi kendala dalam proses pengeringan.

“Sebelumnya, kami bergantung pada sinar matahari untuk proses pengeringan, yang memakan waktu sekitar 4 hari jika sinar matahari cukup terik. Namun, jika tidak ada sinar matahari, proses pengeringan bisa memakan waktu hingga 5 atau 6 hari. Namun sekarang, dengan adanya solar dryer dome, proses pengeringan hanya membutuhkan waktu 2 hari,” jelasnya.

Selain memproduksi bedetan kocing dengan rasa original, KWT Bedetan Perancak juga menciptakan varian bedetan kocing dengan rasa lain, seperti bedetan chip rasa balado, BBQ, dan rasa jagung bakar.

“Kadang-kadang ada permintaan khusus untuk menambahkan kacang tanah. Saat penjualan, kami menghitung harganya per biji dengan harga Rp. 1.000 rupiah, atau jika menggunakan kemasan berwarna biru yang berisi 9 biji, harganya Rp. 15.000 rupiah. Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Koster dan terutama kepada Pemerintah Kabupaten Jembrana yang telah memberikan dukungan sehingga usaha kami dapat dikenal di mana-mana,” pungkasnya. (sub)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *