BREAKING NEWS
PT. TERAS MEDIA SEJAHTERA (terasbalinews.com). AHU-0012026.AH.01.01.TAHUN 2023.
Aku Lapor Pajak

Sampah sudah 6 Hari tidak Diangkut, Warga Protes ke Wali Kota

Jalan Pulau Seram Terancam Tertutup Sampah

sampah
banner 120x600

Sampah di Depo Pulau Seram menggunung lantaran 6 hari tidak diangkut.(Foto:EP)

DENPASAR-Terasbalinews.com-Sudah 6 hari sampah di Depo Pulau Seram tidak diangkut, dan ini menjadi persoalan serius yang akhirnya dikeluhkan warga. Kadus Batu Bintang Nyoman Mardika menyebut, persoalan sampah yang terjadi di Denpasar terkhusunya di wilayah Desa Dauh Puri Klod karena faktor klasik, yakni lantaran armada yang digunakan mengangkut sampah terbatas.

“Kalau menurut penjelasan dari DLHK termasuk Pak Wali Kota karena memang armadanya terbatas, armadanya lama-lama, sudah tua apakah itu loader apakah itu truk pengangkut, itu alasan klasik yang memang persoalan-persoalan yang memang dihadapi tapi seharusnya solusinya ada,” ucapnya, Selasa (5/4/2022). Menurut Mardika, salah satu solusi adalah adanya keberanian political will dari Pemerintahan Kota Denpasar untuk menyewa loader menyewa truk.

“Saya yakin anggaran untuk itu ada, dan kejadian ini tidak hanya di Depo Pulau Seram saja, kejadian yang kondisinya seperti ini akan terjadi di tempat lain juga. Kondisinya selalu berulang dan lain sebagainya, dan yang selalu di komplain itu kami sebagai aparatur masyarakat di bawah ini,” ujarnya.

Seharusnya kata Mardika, Pemerintahan Kota Denpasar melalui DLHK memiliki jalan keluar dalam menyelesaikan persoalan sampah di masing-masing. Jangan hanya berbicara mengenai masalah di TPS 3R saja. Lantaran Wali Kota Denpasar hanya berbicara mengenai 3R tapi agak kurang peduli kepada desa-desa yang tidak memiliki lahan untuk dibentuknya TPS 3R.

“TPS 3R saja mohon maaf belum berjalan secara maksimal, ini aja sudah ada beberapa hari, 6 hari tidak terangkut sampahnya. Bagi kita, pertama ini bisa menimbulkan sumber penyakit. Kedua ada keluhan-keluhan warga dan sebagainya, yang kena keluhan warga bukan Pak Wali Kota ataupun DLHK tapi kami,” bebernya.

“Ini harus ada jalan keluar, kalaupun jalan Pulau Seram ini akan ditutup ini sudah menjadi tanggungjawab Wali Kota Denpasar, bukan lagi menjadi tanggungjawab kami yang menjadi penanggungjawab di lingkungan Desa Dauh Puri Kelod,” tuturnya.

Ketika ditanya apakah jika sampah yang kesini di stop merupakan solusi karena banyak masyarakat yang membuang sampah kesini, Mardika menerangkan jika yang membuang sampah di Depo Pulau Seram ada empat desa kelurahan. Yakni Kelurahan Dauh Puri, beberapa banjar di Kelurahan Pedungan, Desa Dauh Puri Kauh dan Desa Dauh Puri Kelod. Hal itu juga sudah disampaikan kepada Wali Kota Denpasar dan DLHK.

“Sampai saat ini persoalan ini belum terselesaikan, solusinya belum ada, saya sudah sampaikan langsung kepada Pak Wali Kota saat ke banjar saya Banjar Batu Bintang, beliau menyampaikan terimakasih atas masukannya, tetapi, sampai saat ini proses semacam ini selalu berulang,” kata Mardika.

“Tidak hanya di Depo Pulau Seram, tetapi di depo-depo yang lain yang tidak ada TPS 3R pasti mengalami kondisi yang sama dengan alasan klasik armadanya sudah tua-tua, lowdernya juga sudah gini,” ungkapnya. Ketika ditanya kalau terus dibiarkan seperti ini apa yang dilakukan oleh pihak desa? Mardika menerangkan sementara ini pihaknya mencoba mencari alternatif jalan keluarnya, tapi kalau tidak ada jalan keluar akan biarkan saja.

“Sampah penuh akan mengganggu akses lalu lintas dan itu tanggungjawab bapak Wali Kota bukan tanggungjawab Perbekal kami, karena ini sudah termasuk kewenangan pihak Pemkot. Jalan Pulau Seram ini sudah kewenangannya Pemkot, bukan kewenangan dari pihak desa,” terangnya.

“Kalau misalnya pihak desa diberi kewenangan mengelola khusus Desa Dauh Puri Kelod kita dengan segala upaya, misalnya dengan perusahaan perusahaan yang ada disini, namun belum ada jalan keluar seperti itu belum ada arahan seperti itu, arahannya sudah ada tapi eksekusinya belum ada,” bebernya.

Sementara Kepala Dusun Ekasila, AA Ngurah Manik Jaya Pramarta mengatakan, dengan adanya ini, ia meminta partisipasi dari Pemkot Kota Denpasar dalam penanganan sampah, sehingga Wali Kota Denpasar bisa konsen dalam menghadapi G20. Karena dalam G20 ini, Menteri Menkomarves mengatakan jika sampah adalah hal yang utama. Apabila masih seperti ini penanggulangannya, pihaknya merasa cukup prihatin.

“Saya perlu menambahkan janjinya Pak Wali Kota kan ada itu TPST, TPST yang di tiga daerah yang katanya akan ada teknologi yang memadai itu segera direalisasikan untuk mengurangi permasalahan sampah yang ada di Kota Denpasar khususnya di kami di desa dauh puri kelod, ide-ide itu cukup menarik, perlu dieksekusi dan segera dilakukan, itu aja,” pungkasamya.(dir)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *