DENPASAR (terasbalinews.com). United Nation Environment Government (UNEP) atau dikenal Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengucurkan dana senilai 1,125 juta dolar AS (sekitar Rp 18,28 miliar lebih) untuk pemberdayaan dan pengelolaan kopi Kintamani.
CEO PT. Koop Kopi Indonesia Reza Fabianus mengatakan program tersebut diinisiasi oleh UNEP berdasarkan kesepakatan dalam G-20 di Bali pada tahun 2022.
Reza mengatakan, perusahaannya mendapatkan pendanaan itu datang dari keuangan campuran yang telah disepakati bersama dalam forum G-20.
“Project ini sebagai bagian dari perjalanan kami Koop Kopi ini sebagai showcase blanded finance project yang diinisiasi saat G-20 2022 yang lalu,” ungkap Reza Fabianus.
“Sebuah model bagaimana sebuah project itu bisa dibiayai dalam konteks keuangan campur. Keuangan campur itu ada bentuk grand, ada bisnis yang sudah harus berjalan dan tentunya harus memanfaatkan jasa-jasa perbankan yang sudah harus jalan,” Kamis (30/5/2024).
Reza menyebut, dana tersebut nantinya digunakan untuk mengatasi permasalahan dalam pemberdayaan kopi Kintamani. Salah satunya adalah terkait kesehatan pohon kopi.
“Memang ternyata kalau berbicara program pemberdayaan kopi permasalahanya itu bukan hanya soal kebutuhan modal tapi ternyata pohon kopi ini kompleks dengan terjadinya perubahan iklim dimana jumlah pohon kopinya juga habis atau menurun, kesehatan pohon kopi dan petaninya dan seterusnya,” tutur Reza.
Reza melanjutkan, dana manfaat tersebut bisa memberikan dampak ekonomi, sosial dan lingkungan di sekitar wilayah Kintamani. Sebab, kata dia, dana akan dipertanggungjawabkan.
Disinggung mengenai pemasaran atau target market, Reza menyebut pihaknya sudah menyiapkan hal itu.
Bahkan menurutnya mengenai pemasaran sudah disiapkan jauh sebelum berbicara mengenai pemberdayaan kopi.
“Jadi untuk pemasaran di titik ini saya kira tidak ada masalah. Artinya kita sudah jual sampai di starburck di Amerika. Bahkan sudah ada pembeli kopi besar. Boleh di catat Tim Horton yang sudah siap mau beli,” tandasnya.