JAKARTA (terasbalinews.com). Presiden Joko Widodo secara resmi telah membuka Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) tahun 2023, dengan tema “Synergy and Innovation of Digital Ekonomi: Fostering Growth” secara hybrid, Senin (8/5). Acara ini diselenggarakan selama tiga hari, mulai Senin hingga Rabu (10/5), dengan diawali soft opening dalam bentuk penguatan eksperimentasi layanan digital pada Minggu (7/5).
FEKDI 2023 merupakan wujud nyata sinergi antara otoritas, pelaku industri, masyarakat baik di tingkat pusat dan daerah, untuk mengakselerasi inisiatif dan kebijakan ekonomi dan keuangan digital, dalam rangka mempercepat pemulihan ekonomi nasional, sebagai langkah konkrit Indonesia bersama-sama dengan negara ASEAN dalam mewujudkan konektivitas pembayaran lintas negara.
“FEKDI tahun ini merupakan ajang yang ketiga kalinya diselenggarakan oleh Bank Indonesia secara bersama-sama bersinergi dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, yang turut didukung oleh Kementerian/Lembaga terkait dan asosiasi serta industri,” ungkap Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, melalui siaran pers bersama BI dan Kemenko Perekonomian, Selasa (9/5/2023).
Lebih lanjut, Perry mengatakan, momentum sinergi dan kolaborasi pada penyelenggaraan FEKDI tahun ini juga kembali diperkuat dengan launching Kartu Kredit Indonesia (KKI) untuk segmen Pemerintah, dan launching QRIS Antarnegara Indonesia Malaysia.
“Peluncuran Kartu Kredit Indonesia (KKI) merupakan bentuk dukungan BI terhadap program Pemerintah, dalam rangka aksi afirmasi Gerakan Bangga Buatan Indonesia (GBBI), khususnya aspek sistem pembayaran. KKI dikembangkan untuk menciptakan kemandirian dan kedaulatan transaksi pemerintah, serta meinngkatkan kapasitas UMKM. Pengembangan KKI merupakan milestone digitalisasi sistem pembayaran Indonesia, sebagaimana tertuang dalam BSPI 2025,” tambahnya.
Sementara, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartanto, mengatakan, acara FEKDI 2023 bertepatan dengan agenda Keketuaan Indonesia pada KTT ASEAN, yang mengusung tema “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth”.
“Untuk memperkuat posisi ekonomi digital ASEAN, melalui keketuaan Indonesia pada ASEAN 2023, salah satu deliverables utama Keketuaan Indonesia ASEAN 2023 tersebut adalah Transformasi Digital. Kami juga tengah berupaya menyelesaikan substansi negosiasi ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA) di akhir tahun 2023,” ungkapnya.
Ke depan, Airlangga berharap ekonomi digital Indonesia akan terus tumbuh mencapai 20% dari PDB pada tahun 2030.
“Indonesia telah menghasilkan 1 Dedacorn dan 11 unicorn. Ini menunjukkan adanya peningkatan kepercayaan investor global terhadap potensi ekonomi digital nasional. Untuk itu, diperlukan adanya perbakan ekosistem digital, seperti infrastruktur, SDM, regulasi, dan pembiayaan,” pungkasnya. (rls/yak)