DENPASAR (terasbalinews.om). Pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan I 2024 mencapai 5,98%, melebihi rata-rata nasional, didominasi oleh sektor pariwisata. Namun, pengembangan pariwisata yang tidak terkelola dengan baik dapat mengancam ekonomi, meningkatkan kesenjangan sosial, dan berpotensi merusak budaya Bali.
Untuk mengatasi tantangan ini, Bank Indonesia dan pemangku kepentingan pariwisata Bali menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) pada 28 Mei 2024 dengan tujuan mengidentifikasi dan menyelesaikan tantangan prioritas melalui kerjasama antar-stakeholder.
“Tujuan utama penyelenggaraan FGD adalah untuk mengidentifikasi tantangan pariwisata di Bali dan menetapkan prioritas tantangan yang akan diselesaikan secara bertahap melalui sinergi yang melibatkan berbagai stakeholder terkait,” ucap Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja, dalam keterangan persnya di Denpasar, Jumat (31/5/2024)
Tantangan utama meliputi aspek kualitas, regulasi, dan sinergi. Tantangan kualitas meliputi keamanan destinasi, kenyamanan masyarakat lokal, transportasi publik, pengelolaan sampah, daya dukung Daerah Tujuan Wisata (DTW), dan infrastruktur. Tantangan regulasi mencakup optimalisasi Pungutan Wisatawan Asing (PWA) dan sinkronisasi peraturan pusat-daerah. Sedangkan tantangan sinergi menekankan pentingnya kolaborasi antar otoritas dan pihak terkait.
Empat permasalahan utama yang diidentifikasi memerlukan penanganan bersama, yaitu sinergi perizinan investasi, jaminan keamanan DTW, optimalisasi PWA, dan infrastruktur lingkungan.
“Permasalahan-permasalahan tersebut jika tidak dengan tuntas ditangani saat ini maka ke depan akan semakin membesar dan kompleks sehingga menjauhkan Bali sebagai destinasi quality tourism global,” imbuh Erwin.
Solusi-solusi akan diajukan sebagai rekomendasi kebijakan kepada pemerintah pusat dan daerah untuk mendukung pariwisata Bali yang berkualitas dan berkelanjutan. (red)