DENPASAR (terasbalinews.com). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali melaporkan bahwa industri jasa keuangan di wilayah tersebut tetap stabil dan menunjukkan pertumbuhan positif hingga Desember 2024. Stabilitas ini didukung oleh permodalan yang kuat, likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga.
Sektor perbankan di Bali mencatat peningkatan dalam penyaluran kredit dan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK). Penyaluran kredit mencapai Rp112,31 triliun, tumbuh 6,81 persen year-on-year (yoy), lebih tinggi dibandingkan Desember 2023 yang sebesar 6,10 persen yoy.
Dari sisi jenis penggunaan, kredit investasi mencatat pertumbuhan signifikan sebesar 18,47 persen yoy, dengan peningkatan nominal Rp5,51 triliun. Hal ini mencerminkan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap perekonomian Bali. Sementara itu, 52,50 persen dari total kredit disalurkan kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dengan pertumbuhan 5,99 persen yoy.
Secara sektoral, kredit terbesar disalurkan ke sektor konsumtif (34,14 persen) dan perdagangan besar serta eceran (28,79 persen). Peningkatan terbesar terjadi pada sektor konsumtif yang naik Rp2,35 triliun (6,54 persen yoy) dan sektor akomodasi serta penyediaan makanan dan minuman yang bertambah Rp1,71 triliun (15,16 persen yoy).
Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Bali sepanjang 2024 mencapai Rp10,81 triliun kepada 137.591 debitur, melampaui target Rp8,91 triliun. Sektor perdagangan besar dan eceran mendominasi dengan porsi 41 persen, diikuti oleh sektor pertanian (18 persen) dan industri pengolahan (12 persen).
“OJK terus mendorong perbankan untuk menyalurkan KUR guna mendukung pertumbuhan ekonomi daerah,” sebut Kepala OJK Regional Bali, Kristrianti Puji Rahayu, Jumat (14/2/2025).
Lantas diuraikan, penghimpunan DPK mencapai Rp189,75 triliun, tumbuh 13,85 persen yoy. Walaupun pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan Desember 2023 yang mencapai 18,13 persen yoy, tetap menunjukkan tren positif. Peningkatan DPK terutama ditopang oleh kenaikan tabungan sebesar Rp12,84 triliun.
Fungsi intermediasi perbankan tetap berjalan optimal dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) di level 59,19 persen. Sementara itu, rasio kecukupan modal bank perkreditan rakyat (BPR) juga tetap solid dengan Cash Ratio (CR) sebesar 14,83 persen dan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 34,89 persen, jauh di atas ambang batas yang ditetapkan.
Stabilitas sektor perbankan di Bali juga tercermin dari rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) yang tetap terkendali. NPL gross tercatat sebesar 2,94 persen, sedikit membaik dibandingkan Desember 2023 (2,95 persen), sedangkan NPL net turun menjadi 2,04 persen dari 2,24 persen pada November 2024.
Penyelesaian kredit restrukturisasi dan ekspansi kredit juga berkontribusi terhadap penurunan Loan at Risk (LaR), yang turun signifikan ke level 11,96 persen dari 19,55 persen pada Desember 2023.
“OJK Provinsi Bali terus berkomitmen untuk menjaga stabilitas sektor jasa keuangan dengan mendorong pertumbuhan intermediasi yang sehat dan prudent. Langkah-langkah kebijakan akan terus diambil guna memastikan perbankan di Bali tetap berkembang secara berkelanjutan dengan manajemen risiko yang optimal,” tandasnya.
Dengan kinerja yang tetap stabil dan bertumbuh positif, industri jasa keuangan di Bali diharapkan dapat terus mendukung pemulihan dan pertumbuhan ekonomi daerah pada tahun-tahun mendatang. (red)