BREAKING NEWS
PT. TERAS MEDIA SEJAHTERA (terasbalinews.com). AHU-0012026.AH.01.01.TAHUN 2023.
Pasang iklan disini ( 970x250 pixel )
WhatsApp +62 819-3301-0005

Didominasi Kenaikan Biaya Konstruksi, Harga Properti Residensial di Bali Naik pada Triwulan IV 2024

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja. (foto/ist)
banner 120x600
Pasang iklan disini ( 468x60 pixel )
WhatsApp +62 819-3301-0005

DENPASAR  (terasbalinews.com). Hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali menunjukkan adanya peningkatan harga properti residensial di pasar primer pada triwulan IV 2024.

Kenaikan ini tercermin dalam Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) yang mencapai 104,55, dengan pertumbuhan tahunan sebesar 1,79% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencatat IHPR 104,53.

Pertumbuhan IHPR pada periode ini terutama dipengaruhi oleh peningkatan harga pada tiga kategori properti utama: Properti kecil (luas bangunan ≤36 m²) naik sebesar 1,64% (yoy), Properti menengah (luas bangunan 36-70 m²) mengalami kenaikan tertinggi sebesar 2,44% (yoy), Properti besar (luas bangunan >70 m²) tumbuh 1,55% (yoy).

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja, Kamis (27/2/2025) menyatakan bahwa mayoritas kenaikan harga ini disebabkan oleh lonjakan biaya bahan bangunan. Sebanyak 43% responden survei menyebutkan bahwa harga material konstruksi menjadi faktor utama yang mendorong kenaikan harga rumah.

“Dari sisi penjualan, rumah tipe menengah menjadi yang paling banyak diminati dengan pangsa 53%, diikuti oleh rumah tipe kecil yang mencatat pangsa sebesar 27%,” ungkapnya.

Meskipun pasar properti residensial di Bali terus bertumbuh, beberapa tantangan masih menghambat pengembang dan pembeli dalam transaksi properti primer, antara lain:Suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR); Besaran uang muka rumah; Perizinan dan birokrasi; Kenaikan harga bahan bangunan

SHPR juga mengungkap bahwa pembiayaan pembangunan properti residensial di Bali sebagian besar bersumber dari Dana sendiri: 50%, Pinjaman bank: 42%, Dana pembeli: 8%

Dari sisi konsumen, skema pembelian rumah primer didominasi oleh KPR dengan pangsa sebesar 64%. Sementara itu, skema pembayaran lainnya seperti Cash Bertahap dan Cash Keras masing-masing tercatat sebesar 33% dan 3% dari total transaksi rumah primer di Bali.

“Dengan tren kenaikan harga yang masih berlangsung, pasar properti di Bali diperkirakan akan terus berkembang, meskipun tetap menghadapi tantangan dari sisi biaya konstruksi dan regulasi perizinan,” pungkas Erwin. (red)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *