DENPASAR (terasbalinews.com). Presiden RI Joko Widodo memberikan warning atau peringatan keras kepada pemerintah di Bali terkait rencana pembangunan MRT/LRT.
Jokowi mengingatkan, agar Bali berhati-hati dan menghitung seluruh biaya pembangunan dengan cermat. Tak hanya itu, ia juga menekankan pentingnya memerhatikan biaya operasional MRT/LRT.
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali, Dewa Made Indra, menyatakan, arahan Presiden sangat penting dan perlu diperhatikan oleh seluruh pemangku kepentingan di Bali.
“Tentu itu adalah pimpinan kepala pemerintahan yang di mana beliau telah memiliki pengalaman panjang di dalam membangun MRT di Jakarta. Tentu pengalaman itu beliau sampaikan kepada kita semua pemangku kepentingan di Bali untuk memahami itu,” kata Dewa Indra.
Dewa Indra tak menampik, membangun MRT perlu kehati-hatian, membutuhkan investasi yang besar, membutuhkan dukungan finansial dari APBD.
“Itu tentu harus kita maknai sebagai sesuatu yang harus kita camkan dengan baik karena beliau punya pengalaman panjang terhadap itu,” ujar birokrat asal Desa Pemaron, Buleleng tersebut.
Lebih lanjut, Dewa Indra menerangkan, kondisi pendanaan di Bali berbeda dengan Jakarta, mengingat keterbatasan fiskal APBD Bali.
Namun, upaya telah dilakukan untuk memastikan proyek ini tetap berjalan dengan optimal termasuk menggandeng beberapa stakeholder baik dari pemerintah pusat maupun pendanaan dari pihak swasta.
“Jadi sudah didesain sedemikian rupa. Tentu saja peringatan presiden tetap penting, kan beliau kepala pemerintahan yang punya pengalaman panjang soal itu,” tambah Dewa Indra.
Lebih jauh, Dewa Indra mengatakan bahwa pihaknya akan melibatkan pihak swasta dalam pengelolaan MRT nantinya. Hal ini dilakukan, agar modal mereka kembali.
“Iya konsep kita seperti itu, karena ini dibangun oleh swasta, mereka mengeluarkan banyak uang, tentu mereka harus diberi kesempatan untuk operasional supaya modal mereka kembali,” pungkasnya. (nan)