(foto – Ist) Tari Barong dalam Festival Singa Barong V Singapadu
DENPASAR – Dalam ajang pelestarian budaya berkesenian di bidang seni pertunjukan tidak perlu diragukan lagi bagi Desa Singapadu. Terbukti Tahun ini Komunitas Singa Barong menyabet Gelar Juara 1 di PKB.
Terlintas sejarah topeng dan barong Ket yang sudah tersohor sejak awal abad ke 18 di desa Singapadu menjadi tongak Ivent yang di adakan tiap dua tahun oleh Komunitas Singa Barong Banjar Sengguan Singapadu sangat bersifat positif dalam ajang pelestarian budaya, sebab semakin banyak tumbuhnya seniman-seniman muda bapang dan mekendang barong Ket yang muncul di tiap dua tahunnya.
Perlombaan Bapang-arong Ketet dan Mekedang Barong Ketet kali ini tampak berbeda dari tahun sebelumnya, para seniman bapang barong dan mekendang barong tampak berantosias dari pendaftaran hingga teikelmiting yang di adakan dengan memantapkan aturan-aturan yang berlaku dalam pakem bebarongan.
Dalam ajang yang penuh bergensi ini sangat bermanfaat bagi generasi-generasi muda yang akan mewarisi budaya berkesenian khususnya Tari barong dan mekendang Barong Ket.
Event perlombaan Singa Barong Cup V yang memperebutkan Piala Bupati Gianyar ini menjadikan ajang mempertemukan seniman seniman muda dari berbagai daerah yang menjadikan satu kesatuan di dalam persamaan pakem Barong yang sesungguhnya diantara tampak dalam Timikelmiting tidak hanya pengundian nomer urut peserta, namun sekaligus Workshop yang mengahadirkan beberapa Narasumber di bidangnya.
Tidak sekedar lomba Bapang barong biasa, akan tetapi juga disertakan pembelajaran mengenai Pakem bapang barong oleh Prof I Wayan Dibya serta demontrasi Pelayong Jumpai oleh Anak Agung Anom agar perkembangan zaman seperti saat ini tidak menghilangkan pakem-pakem bapang barong yang sudah dari dahulu.
“Pada saat workshop Prof. Wayan Dibya serta Anak Agung Anom juga memaparkan tentang tata cara Ngunda Bayu, Ngisiang Punggalan, Tetekes, Tetuek, Pedum karang dan baberapa hal mengenai bapang barong,” ujar Ketua Komunitas Singa Barong Wayan Juliantara.
Dari jumblah 43 peserta yang ikut dalam penyisihan pada hari minggu, 23 Juni 2019. peserta tahun ini tetap mebludak banyak dan ada juga juga sepuluh peserta terlambat mendaftar di tahun ini.
“Di mana dalam penyisisihan aspek penjurian bentuk, kreativitas, penjiwaan, penampilan. Hingga memutuskan 20 besar yang layak ke grand final,” tutur Juliantara yang akrab disapa Malen ini.
I Made Bayu Surya Wijaya selaku ketua panitia Festival Singa Barong V menuturkan, dalam 20 besar di grand final yang diselenggarakan pada tanggal 13-14 Juli 2019 ini, diundi menjadi dua katagori Paket A : baris, condong, goak macok, pelayon jumpai, omang. Dan paket B : topeng, condong, bapang durga, pelayon jumpai, omang.
Untuk juri di grand final terdiri dari untuk Bapak Barong Prof. Dr. I Wayan Dibya SST.,MA, Cokorda Raka Tisnu dan Anak Agung Anom Putra. Untuk juri mekendang Ketut Tama dan Pande Gede Eka Mardiana, S.Sn. M.Sn.
“Semua peserta tetap bersemangat meraih nilai yang maksimal. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada panitia dan seke Teruna Yasa, Banjar Sengguan Singapadu, karena menjadikan kegitan ini sebagai ajang festival bergensi di tiap dua tahun sekali. Serta tidak lupa kami aturkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik seniman maupun masyarakat hingga festival ini terlaksana dengan baik,” ucap Wijaya.(red)