BREAKING NEWS
PT. TERAS MEDIA SEJAHTERA (terasbalinews.com). AHU-0012026.AH.01.01.TAHUN 2023.
Aku Lapor Pajak

Puncak Karya Ngenteg Linggih Pura Dalem Sental Kangin Nusa Penida

banner 120x600

(foto – ist) Puncak Karya Ngenteg Linggih Pura Dalem Sental Kangin Nusa Penida
KLUNGKUNG – Puncak Karya Agung Mamungkah Ngenteg Linggih, Pedudusan Agung, Medasar Caru Walik Sumpah Madya di Pura Dalem Banjar Adat Sental Kangin, Desa Pakraman Ped, Kecamatan Nusa Penida berlangsung Selasa (9/7/2019) bertepatan dengan Rahina Anggarakasih Julungwangi.
Ratusan warga banjar adat setempat tampak antusias dalam suasana penuh kebersamaan dan penuh rasa syukur mengikuti rangkaian puncak karya ini.
Tampak hadir tokoh masyarakat Nusa Penida yang juga warga Banjar Adat Sental Kangin I Ketut Leo Wijaya yang juga penasehat Karya bersama istri Ni Luh Kadek Dwi Yustiawati yang juga Anggota DPRD Bali terpilih dapil Klungkung, I Made Satria yang juga Koordinator Karya dan juga merupakan Anggota DPRD Klungkung terpilih dapil Nusa Penida, bersama tokoh masyarakat setempat dan panitia Karya.
Puncak Karya di Pura Dalem dan Pura Prajapati ini dipuput tiga orang Sulinggih diantaranya Ida Bhagawan Sari Pura Sogata Samyoga (dari Griya Suda Santi Kunjara Kutampi) dan Ida Pandita Dukuh Saka Sentanu Segening (dari Padukuhan Segening BatuMulapan). Pada puncak karya ini juga ditampilkan Topeng Sidakarya, Wayang dan Gong Barongan.
Rangkaian Karya Agung Mamungkah Ngenteg Linggih, Pedudusan Agung, Medasar Caru Walik Sumpah Madya di Pura Dalem Banjar Adat Sental Kangin, Desa Pakraman Ped ini telah berlangsung sejak 12 Juni 2019 lalu diawali dengan Matur Piuning, Nanceb Taring dan Maguru Piduka.
Setelah puncak Karya pada Selasa ini dilanjutkan dengan menghaturkan Penganyar pada tanggal  10 dan 11 Juli 2019. Lalu dilanjutkan dengan Makebat Daun/Ngremekin/Ngebet/Nangun Ayu pada 12 Juli 2019. Lalu Karya masineb pada Selasa 16 Juli  2019 yang akan dipuput Ida Pandita Rai Agung Dwi Jaksara dari Griya Kutampi Kaler.
Ketua Panitia Karya I Kadek Pernata mengungkapkan, bangunan Pura Dalem dan Prajapati ini merupakan sumbangsih  tokoh masyarakat Nusa Penida yang juga warga Banjar Adat Sental Kangin I Ketut Leo Wijaya bersama kakaknya I Made Satria dari dana pribadi mereka.
Total dana yang dihabiskan untuk pembangunan pura ini sejak awal hingga selesai berdiri megah seperti sekarang ini mencapai lebih dari Rp 1,5 miliar. Bangunan Pura Dalem ini  juga yang tergolong megah dan indah dengan penyengker, candi dan palinggih dari batu putih.
“Bangunan ini sumbangsih Pak Ketut Leo bersama Pak Made Satria. Dibangun dari tahun 2017 sampai selesai menghabiskan total dana Rp 1,5 miliar lebih. Bangunan semua baru, sekitar 10 bangunan termasuk Prajepati,” ungkap Pernata didampingi Penasehat Karya I Ketut Sukla, Sekretaris Panitia I Gede Arianta dan Bendahara I Kadek Mulyawan.
Kondisi sebelumnya banyak bangunan lama dan juga rusak di areal Pura Dalem dan Prajepati ini. Ketut Leo bersama Made Satria pun tergerak untuk memperbaiki pura ini dari dana pribadinya, tanpa menunggu adanya bantuan bansos dari pemerintah daerah.
Berdiri di atas lahan seluas sekitar 20 are, Pura Dalem ini juga merupakan simbol spirit kebersamaan warga bersama tokoh masyarakat setempat yakni Ketut Leo dan Made Satria untuk berbakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Awalnya Ketut Leo juga ingin total membiayai sendiri pembangunan Pura Dalem Banjar Adat Sental ini hingga prosesi upacaranya. Namun warga meminta untuk ikut bersumbangsih membiayai Karya Agung Mamungkah Ngenteg Linggih, Pedudusan Agung, Medasar Caru Walik Sumpah Madya ini.
“Ini agar ada sumbangsih warga ikut memiliki dan ada rasa kebersamaan kami,” imbuh Pernata yang juga Kelian Banjar Adat Sental Kangin, Desa Adat Ped ini lantas menerangkan di banjar adat ini kramanya mencapai 96 KK atau kurang lebih 300 jiwa.
Dengan keberadaan Pura Dalem yang sudah dibangun ulang dan setelah melalui rangakain upara Ngenteg Linggih ini diharapkan warga bisa mendapatkan kenyamanan dalam beribadah, lebih damai, serta ada rasa bangga dalam kebersamaan dan meningkatkan rasa pasemetonan atau persaudaraan.
“Kami mengucapkan terima kasih pada Pak Ketut Leo dan Pak Made Satria sekeluarga atas sumbangsih beliau dalam pembangunan pura ini. Perhatian dan jiwa sosial beliau untuk meringankan beban warga kami sangat luar biasa besar,” ujar Pernata yang juga Guru SMAN Satu Atap Desa Klumpu ini.(wie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *