BULELENG (terasbalinews.com). Sejumlah pemuda terlibat baku hantam tepat pada Hari Raya Galungan, Rabu (25/9/2024).
Perkelahian dua kelompok pemuda yang terjadi di simpang jalan Kelurahan Banyuning dipicu oleh postingan salah satu dari mereka di platform tiktok.
Polisi mencatat ada 4 tempat kejadian perkara (TKP) aksi kelompok pemuda yang diketahui berasal dari Banyuning dan Petandakan. Polisi dari Polsek Singaraja bergerak cepat dan mengamankan sebelas orang pemuda dalam perkelahian tersebut.
Dikonfirmasi, Kamis (26/09/2024) Kapolsek Kota Singaraja, Kompol Made Agus Dwi Wirawan mengatakan perkelahian di simpang empat Banyuning merupakan lanjutan dari perkelahian di Pantai Penarukan yang disebabkan ketersinggungan berawal dari komentar di media sosial.
“Berawal dari postingan di media sosial antara Kadek IS dengan Krisna alias Dower, mereka saling komentar di media sosial. Kemudian dari saling komentar ini mereka janjian bertemu di sebuah pantai di Panarukan. Perkelahian antara kedua belah pihak awalnya sudah terjadi namun diselesaikan dengan didamaikan,” ujar Kapolsek Kompol Agus Dwi Wirawan.
Setelah itu beredar pesan simpang siur yang memicu terjadinya perkelahian susulan antar kelompok pemuda dari Banyuning dan Petandakan.
”Setelah TKP pertama di Penarukan tadi muncullah TKP di Simpang Banyuning, nah disimpang Banyuning ini terjadi 3 kejadian dan ini sudah kita buatkan masing-masing laporan polisi,” kata Agus Dwi Wirawan.
Kapolsek Singaraja mengakui masih melakukan penanganan secara intensif dengan 4 titik kejadian perkara di Pantai Penarukan dan 3 perkara di simpang jalan Banyuning. TKP Penarukan mencatat perkelahian antara Kadek IS dengan Krisna alias Dower, kemudian di TKP Banyuning tercatat tiga laporan, Made SJ melaporkan Kadek P, Putu A, KS. Laporan kedua P melaporkan PA dan D, selanjutnya TKP ketiga, PA melaporkan KS, Gede A dan OP.
“Semalam kita sudah periksa 11 saksi untuk ini, kita running, kita marathon, kita selesaikan kita tuntaskan untuk mengetahui kejadian di masing-masing TKP, TKP pertama Penarukan, TKP kedua di Simpang Banyuning namun di sana ada tiga pelapor dan terlapor di sana. Saat ini sudah diperiksa sebelas saksi, kemudian hari ini kita akan periksa tambahan juga terkait dengan posisi masing-masing dan juga untuk memenuhi kelengkapan dari 184 KUHAP alat bukti yang sah,” ungkap Agus Dwi Wirawan.
Terkait dengan video dan photo yang tersebar dan viral, Kompol Agus Dwi mengatakan telah melakukan tindak lanjut dengan mengidentifikasi postingan para netizen tersebut termasuk adanya oknum pemuda yang membawa senjata api jenis senapan gas softgun.
“Ada informasi salah satu dari mereka menggunakan senapan gas softgun, ini memang ada informasi itu namun tidak ada suara letusan atau tembakan. Cuma si korban yang pertama yang di TKP Banyuning itu memang selesai berburu melintas menemukan temannya di sana dikeroyok dia ingin meleraikan,” tandasnya.
Sementara itu setelah dilakukan mediasi antar dua kelompok pemuda tersebut diputuskan untuk berdamai. Kepala Desa Petandakan dan Lurah Banyuning mendampingi masing-masing melakukan mediasi di Polsek Singaraja. (dra)