DENPASAR (terasbalinews.com). Sekretaris Daerah Provinsi Bali, Dewa Made Indra menyambut baik dibukanya Mohamed Bin Zayed – Joko Widodo International Mangrove Research Centre (MBZ-JKW IMRC).
“Jadi Bali Kebagian Rejeki,” ungkap Sekretaris Daerah (Sekda) Dewa Made Indra di sela-sela mendampingi Menkomarves, Luhut Binsar Panjaitan saat ground breaking MBZ-JKW IMRC di Three Mountains Kura-Kura Bali, Serangan pada Minggu (19/5/2024).
Dewa Indra mengklaim, Pusat Riset Mangrove Internasional ini akan menambah nilai plus Bali. Hal ini tentunya tidak hanya berdampak pada pengembangan studi mangrove di Bali.
Namun, kata Dewa Indra, juga dapat menarik kunjungan wisatawan lebih banyak lagi.
“Bali akan memiliki kontribusi yang lebih besar,” kata birokrat asal Desa Pemaron, Buleleng tersebut.
Dewa Made Indra menerangkan, hutan mangrove di Bali sangat unik karena selain memiliki vegetasi yang sangat bagus namun jumlah spesiesnya terbilang cukup lengkap.
Ia menilai jarang ditemukan hutan mangrove dengan ragam spesies yang lengkap seperti di Bali.
Oleh sebab itu, ia mewakili Pemerintah Provinsi Bali menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) yang telah memilih Bali sebagai tempat dibangunnya International Mangrove Research Centre (IMRC).
“Kita harus berterima kasih kepada Pemerintah, Pak Jokowi dan juga Pemerintah Uni Emirat Arab yang bersepakat untuk membangun di Bali,” jelasnya.
Sementara itu, Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Uni Emirat Arab telah menyepakati MoU untuk bersama-sama mengetuai aliansi mangrove untuk iklim dan mendirikan MBZ-JKW IMRC di Bali, Indonesia.
Inisiatif ini menggarisbawahi mengenai pentingnya kerjasama internasional dalam mengatasi tantangan terkait perubahan iklim serta kerjasama antar kedua negara.
Bak gayung bersambut, Menkomarves, Luhut Binsar Panjaitan menyampaikan Pemerintah Indonesia telah menyediakan sekitar 2,5 hektar lahan untuk pengembangan pusat penelitian tersebut.
“Penelitian ini terutama untuk pemanfaatan bioteknologi dan inovasi seperti kecerdasan buatan untuk identifikasi mangrove dan pemanfaatan drone untuk restorasi di daerah terpencil,” tutur Luhut. (nan)