DENPASAR (terasbalinews.com). Menanggapi pandangan Fraksi Gabungan DPRD Provinsi Bali terhadap 2 Raperda, yaitu Raperda Provinsi Bali tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Semesta Berencana Provinsi Bali Tahun Anggaran 2023 dan Raperda tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Bali Tahun 2025-2045. Pj. Gubernur Bali, S.M. Mahendra, Senin (1/7/2024) bertempat di DPRD Provinsi Bali, menyampaikan, kedepannya, pihaknya akan terus berupaya menjaga transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan daerah dengan tetap melibatkan pengawasan dari DPRD serta masyarakat.
Lantas mengenai Sisa Kas Akhir Tahun 2023, Mahendra selaku Pj. Gubernur Bali memahami kekhawatiran yang disampaikan mengenai penurunan Sisa Kas dari Rp 330,19 miliar di Tahun 2022 menjadi Rp 171,48 miliar di Tahun 2023, serta pentingnya mengambil langkah-langkah strategis mencegah terjadinya defisit, untuk itu ia sependapat atas saran anggota dewan untuk melakukan terobosan yang inovatif dalam mencari sumber-sumber pendapatan baru dan pentingnya mengendalikan belanja untuk mencegah defisit yang melampaui kemampuan pendanaan.
“Sedangka usulan untuk meningkatkan pungutan wisatawan asing perlu kita kaji terlebih dahulu dengan mempertimbangkan berbagai aspek secara komprehensif agar kebijakan ini tidak menimbulkan kondisi yang kontraproduktif terhadap kepariwisataan kita,” tuturnya.
Ia sependapat untuk dilakukan perubahan Perda Nomor 6 Tahun 2023 tentang Pungutan Bagi Wisatawan Asing Untuk Pelindungan Kebudayaan dan Lingkungan Alam Bali, dengan menambahkan pasal tentang pemberian insentif bagi pihak pihak yang membantu kelancaran pungutan tersebut dan penambahan pasal tentang pemberian sanksi atas pelanggaran
terhadap Perda tersebut.
“Sebagaimana saran dan masukan dari Dewan, saya terus mendorong inovasi dalam pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif sebagai sumber pendapatan daerah. Kerja sama dengan sektor swasta dan pemanfaatan teknologi
akan menjadi fokus untuk menciptakan pengalaman wisata yang lebih menarik dan bernilai tambah,” imbuhnya.
Selain pariwisata, pihaknya juga mencoba mengeksplorasi sektor-sektor lain yang memiliki potensi besar untuk menambah pendapatan daerah, seperti sektor pertanian, perikanan, dan industri kreatif lainnya.
“Diversifikasi ini penting untuk mengurangi ketergantungan pada satu sumber pendapatan Utama,” pungkasnya. (*/red)