DENPASAR (terasbalinews.com). Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan) Provinsi Bali I Wayan Sunada membeberkan penyebab harga cabai naik beberapa waktu terakhir.
Sunada menyebut, kondisi ini terjadi di seluruh Indonesia. Selain itu, kenaikan harga cabai disebabkan karena saat ini fokus pada penanaman tanaman pangan strategis seperti beras.
“Kita kan ada PAT sekarang (peningkatan areal tanam). Peningkatan areal tanam itu adalah IP O kita dorong menjadi IP 1. IP 0 itu lahan yang tidak pernah ditanami, pernah ditanami di sana ada tanaman horti (hortikultural) seperti tanaman cabe dan tanaman yang lain-lain itu kita tanam di sana untuk menutupi defisit beras untuk tingkat nasional walaupun Bali tidak defisit,” kata Sunada, Rabu (31/7/2024).
Sunada menambahkan, harga cabai naik juga disebabkan daya konsumsi masyarakat yang tinggi.
stok atau persediaan cabai di Bali masih cukup meskipun banyak dikonsumsi masyarakat untuk kegiatan hari raya, pernikahan hingga acara ngaben.
“Masyarakat kita kan sudah biasa ngelawar pasti membutuhkan cabe. Tanpa cabe tidak lawar namanya, makanya harga cabe naik sedikit,” timpalnya.
Kendati begitu, Sunada mengklaim harga cabai mulai stabil
“Sekarang sudah mulai turun kok, tadi harga cabe itu Rp 60 ribu per kilo dari Rp 87 ribu. Sekarang sudah turun kok, aman,” tandas Sunada. (nan)