DENPASAR – Sebanyak 300 pelaku ekonomi kreatif (ekraf) menghadiri acara “BISMA Goes to Get Member” (Bigger) yang dibuka oleh Wakil Kepala Bekraf, Ricky Joseph Pesik di Hotel The Trans Resort Bali. Seminyak, Kamis (18/10/2018). Bekraf Information System in Mobile Application (BISMA) adalah platform unggulan bagi pelaku kreatif untuk mendaftarkan diri ke database resmi Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) melalui aplikasi (android/ios) dan website BISMA dihttps://bisma.bekraf.go.id/.
Untuk mengikuti event ini, pelaku ekonomi kreatif di wilayah Provinsi Bali cukup mendaftarkan diri dan bergabung bersama 22.675 pelaku ekraf dari 16 subsektor yang saat ini telah terdaftar di database BISMA.
“Acara ini diharapkan akan mendukung komunikasi dua arah antarpelaku ekraf dari 16 subsektor dengan Bekraf untuk memudahkan pemerintah menangkap masalah, memonitoring perkembangan usaha serta menerima saran seputar ekraf/ Sehingga dapat dihasilkan pemetaan akurat yang dapat membantu penyusunan kebijakan ekraf dan menciptakan ekosistem ekraf yang kondusif,” ujarnya, seraya menuturkan, pelaku ekraf yang terdaftar di BISMA akan lebih mudah dalam mendapatkan kesempatan untuk difasilitasi ataupun mendapatkan pendukungan oleh Bekraf dalam mengembangkan usaha kreatif mereka.
Dari hasil survei khusus ekraf Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bekraf, di tahun 2016 produk domestik bruto (PDB) ekraf tercatat Rp922,59 triliun, angka ini meningkat 4,95 persen dari tahun sebelumnya. Jumlah unit usaha ekraf berdasarkan hasil Sensus Ekonomi (SE) 2016 untuk klasifikasi baku lapangan usaha indonesia (KBLI) ekraf sebanyak 8.203.826 usaha.
Kegiatan Bigger di Provinsi Bali ini juga merupakan ajang berjejaring bagi para stakeholder ekraf. Provinsi Bali dengan total 37.857 pelaku ekraf yang 5 subsektor terbesarnya bergerak di subsektor kuliner (20.943 usaha kreatif), subsektor fesyen (7.631 usaha kreatif), subsektor kriya (7.313 usaha kreatif), subsektor penerbitan (746 usaha kreatif), dan subsektor seni rupa (372 usaha kreatif), berdasarkan hasil survei Bekraf dan BPS tahun 2016. Hal ini dinilai sangat potensial untuk pengembangan ekraf bagi Bekraf untuk berkoordinasi dan memfasilitasi terjadinya kolaborasi antarpelaku ekraf.
Selepas pembukaan, dilanjutkan dengan sesi “creative talk dan sharing session” yang dihadiri oleh jajaran pejabat Bekraf sebagai pembicara kunci. Di antaranya, Dr Ir Wawan Rusiawan, MM., (Direktur Riset dan Pengembangan Ekonomi Kreatif), Maman Rahmawan (Kepala Sub Direktorat Informasi dan Pengolahan Data Bekraf), Nyoman Nuarta (Pemrakarsa Patung Garuda Wisnu Kencana), Anak Agung Indra Dwipayani (Founder Agung Bali Collection), Rachel Octavia (Founder The F People), serta perwakilan dari perbankan, Sugrah (Kepala Credit and Business Development Bank Mandiri Regional XI Bali Nusa Tenggara).
Acara tersebut adalah sesi konsultasi, di mana pelaku ekraf dapat berinteraksi langsung dengan pejabat di lingkungan Bekraf dan berdiskusi seputar peran Bekraf dan pengembangan ekraf di Indonesia. Pada sesi ini juga dipaparkan program kerja dari tiap kedeputian yang hadir, agar para peserta mengetahui program-program apa yang dimiliki oleh Bekraf, sehingga dapat dimanfaatkan dalam mengembangkan usaha.
“Dengan metode sosialisasi yang memberikan pengalaman nyata atau eksperiental, kami harap dapat memotivasi para pelaku di sektor ekonomi kreatif untuk berkolaborasi dan memberikan inspirasi untuk mengembangkan usaha kreatifnya” ujar Wawan Rusiawan.
Kegiatan tersebut juga diisi oleh narasumber yang terdiri dari pelaku, asosiasi, dan komunitas ekraf yang berbagi pengetahuan tentang inovasi sebagai penggerak dalam peningkatan perekonomian di sektor ekraf. Dilaksanakan juga sesi panel dengan materi sosialisasi aplikasi BISMA oleh Maman Rahmawan.
Dijelaskan pula pada tahun 2016, ekspor ekraf berhasil mencapai 20 miliar dolar AS dan ada 16.91 juta jiwa atau 14.68% tenaga kerja di Indonesia yang bergerak di sektor ekraf.
“Dengan dukungan aplikasi BISMA yang dikembangkan langsung oleh Bekraf dalam membangun database ekraf yang terintegrasi, saya harap angka ini dapat terus meningkat,” kata Wawan Rusiawan.
Terdapat 2 masterclass yang diisi oleh narasumber berkompeten di bidangnya, yaitu “Master Class Strategi Design and Branding dalam Promosi Produk” oleh Subiakto Priosoedarsono (Pakar Branding Product), Gigih Budi Abadi (Founder Dagadu Djokdja), dan Joseph Theodorus Wuliadi (Pendiri Pabrik Kata–Kata Joger). Sedangkan, “Master Class Strategi Pengembangan dan Pemasaran Produk, Ekonomi Kreatif” oleh Dicky Sukmana (Pane Maya) dan Andi Giyanti Priyanka (Tokopedia)
Turut ditampilkan, brand-brand produk kreatif terpilih dari pelaku ekraf lokal Makassar yang sudah bekerja sama dengan Bekraf. “Mari berkolaborasi dan saling menginspirasi untuk ekonomi kreatif Indonesia yang lebih baik” ajak Wawan Rusiawan.(moe)