KLUNGKUNG – Perjuangan Tokoh masyarakat Nusa Penida I Made Satria S.H., yang juga caleg DPRD Klungkung dapil Nusa Penida nomor urut 1 dari PDI Perjuangan semakin gencar dalam mendorong percepatan pembangunan infrastruktur di kawasan Nusa Penida, Klungkung. Khususnya terkait tiga infrastruktur dasar yakni akses jalan, air bersih dan jaringan listrik yang memadai. Made Satria juga telah mendorong agar pihak swasta atau investor diberikan ruang untuk ikut mendanai proyek ini.
Menurutnya, jika Pemerintah Kabupaten Klungkung bersama Pemerintah Provinsi Bali serius ingin mewujudkan infrastruktur ini, saran Made Satria dan harapan masyarakat Nusa Penida terhadap jalan lingkar ini bisa direalisasikan dengan melibatkan pendanaan publik melalui skema obligasi daerah.
Obligasi daerah adalah salah satu sumber pinjaman daerah jangka menengah dan/atau jangka panjang yang bersumber dari masyarakat. Intinya masyarakat bisa dilibatkan dalam proyek-proyek pembangunan pemerintah seperti infrastruktur.
Apalagi Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sudah memberikan ruang penerbitan obligasi daerah ini. Bahkan belum lama ini instansi ini sudah menemui Gubernur Bali I Wayan Koster untuk mendorong Pemprov Bali menerbitkan obligasi daerah yang menjadi jadi salah satu alternatif sumber pembiayaan untuk pembangunan infrastruktur di Bali.
“Jadi kami harapkan pembangunan jalan lingkar Nusa Penida yang saat ini terkendala anggaran bisa diwujudkan dengan pemerintah menerbitkan obligasi daerah untuk mendanainya,” kata Made Satria saat ditemui di sela-sela simakrama bersama warga Nusa Penida, Klungkung, Kamis (14/2/2019).
Ia berharap harus segera ada koordinasi dan pembahasan antara Pemkab Klungkung dan Pemprov Bali untuk membahas rencana penerbitan obligasi daerah ini. Misalnya menyangkut mekanisme dan syarat-syarat penerbitan, lalu kriteria proyek infrastruktur yang bisa didanai dengan obligasi daerah ini.
Lalu kemampuan pengembalian dana dari pemerintah dan kemampuan membayarkan bunga atau kupon obligasi. Termasuk juga harus ada persetujuan dari DPRD.
“Jika memang memungkinkan kami harapkan penerbitan obligasi daerah untuk membiayai jalan lingkar Nusa Penida ini bisa jadi pilot project untuk proyek infrastruktur lainnya dalam rangka mempercepat pemerataan pembangunan Bali,” harap Made Satria yang bersama adik iparnya Ni Luh Kadek Dwi Yustiawati S.E.,yang juga caleg DPRD Bali dapil Klungkung nomor urut 3 dari PDI Perjuangan totalitas berjuang untuk pembangunan Klungkung.
Sebenarnya wacana pembangunan jalan lingkar (ring road) di Nusa Penida sudah bergulir sejak beberapa tahun silam ini hingga kini tak kunjung terealisasi. Keterbatasan anggaran Pemda Klungkung menjadi salah satu kendala utama. Namun menurut Made kondisi itu tidak bisa sepenuhnya dijadikan alasan untuk menyerah mewujudkan jalan lingkar Nusa Penida ini.
“Harus ada kreativitas dari pemerintah bersama legislatif mencari solusi dan berjuang bersama-sama mewujudkan cita-cita mulia ini. Harus ada extraordinary effort (upaya luar biasa dan kerja keras) semua pihak untuk membangun Klungkung khususnya Nusa Penida,” tegas Made Satria
Diterangkan, jalan lingkar (ring road) di Nusa Penida ini direncanakan panjangnya 30 kilometer dan lebarnya 20 meter yang melintasi sejumlah desa seperti Desa Sakti, Bungamekar, Batumadeg, Batukandik dan Sekartaji. Konsepnya sudah dibuat tapi realisasi masih terkendala pendanaan. Sebab membutuhkan dana yang cukup besar.
Total anggaran yang diperlukan lebih dari Rp 437 miliar atau mencapai setengah triliun. Dimana sekitar Rp 60 miliarnya diperlukan untuk pembebasan lahan dan sisanya untuk pembangunan fisik jalan.
“Dengan dana sebesar itu, saat ini Pemda Klungkung tidak akan mungkin bisa menyediakan anggaran sendiri untuk membangun jalan lingkar di Nusa Penida ini,” kata Made Satria yang bersama adiknya Ketut Leo sudah lama membantu pembangunan pura di sejumlah wilayah di Nusa Penida.
Maka sangat diharapkan ada suntikan dana dari pemerintah provinsi dan pemerintah pusat agar jalan lingkar ini bisa segera terbangun. Sebab jika jalan lingkar ini bisa diwujudkan maka ini akan membuka akses di wilayah Nusa Penida hingga ke pelosok desa. Hal ini juga akan mempercepat pengembangan sektor pariwisata Nusa Penida yang baru mulai menggeliat dan belum maju. (Red)