BREAKING NEWS
PT. TERAS MEDIA SEJAHTERA (terasbalinews.com). AHU-0012026.AH.01.01.TAHUN 2023.
Aku Lapor Pajak

Mahasiswa ISI Yogyakarta Pentaskan Mahasegara Pertiwi, Kesadaran dalam Mencintai Alam

Pementasan ISI Yogyakarta di PKB XLV. (foto/ist)
banner 120x600

DENPASAR (terasbalinews.com). Sanggar Padepokan Sekar Djagad, Mutihan, Madurejo, Prambanan Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta, yang dipentaskan oleh Mahasiswa Jurusan Seni Tari Angkatan 2021 (SERASA) Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, menampilkan seni yang sarat dengan pesan tentang alam. Penampilan ini digelar di Kalangan Angsoka, Taman Budaya Bali, pada Minggu (2/7/2023) malam, dan mempersembahkan seni yang memadukan spiritualitas dengan kesadaran akan harmonisasi antara kehidupan alam dan manusia.

Pertunjukan selama 30 menit ini mengangkat tema ‘Mahasegara Pertiwi’, yang dibawakan oleh para seniman dari kampus ISI Yogya, dengan penampilan yang mempesona dan berhasil menarik perhatian penonton, meskipun hujan deras turun di Denpasar malam itu tanpa henti.

Pentas seni ini menyajikan gabungan beberapa elemen budaya Nusantara dan menggaungkan keindahan Bumi Nuswantara. Segala yang kita miliki adalah anugerah dari Sang Hyang Pencipta, dan sifat baik dan buruk manusia adalah bagian dari keseimbangan. Pada intinya, pertunjukan ini mengadopsi konsep Empat Papat Kalimo Pancer, yang berarti keharmonisan hubungan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan alam, dan manusia dengan sesama manusia.

“Empat Papat Kalimo Pancer pada dasarnya mencerminkan hubungan kebaikan dan keseimbangan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan alam, dan manusia dengan sesama manusia. Sesuai dengan tema PKB Segara Kerthi, jika manusia menghormati alam, maka keseimbangan antara makrokosmos dan mikrokosmos, bhuana agung dan bhuana alit dapat tercapai. Itulah inti dari pertunjukan ini,” jelas Prof. Dr. I Wayan Dana, koordinator dan Guru Besar Seni Pertunjukan ISI Yogyakarta, di tengah-tengah pertunjukan.

Dikatakan bahwa dalam pertunjukan ini, terdapat stilisasi dan distorsi, tetapi inti dari empat papat kalimo pancer tetap dipertahankan. “Untuk pengiringnya, kami menggabungkan berbagai jenis musik tradisional dengan sentuhan Bali, Jawa, Kalimantan, tetapi mayoritasnya didominasi oleh musik Jawa, terutama musik dari Yogya,” ungkapnya.

Prof. Wayan Dana menambahkan bahwa untuk memberikan kesan dan pemahaman kepada penonton, pertunjukan ini dilengkapi dengan narator. Terdapat narasi yang mengartikan makna atau pesan yang ingin disampaikan kepada masyarakat atau penonton. “Narasi diberikan agar dapat mentransmisikan makna dari Empat Papat Kalimo Pancer, dari gerakan tari yang mirip dengan sendratari. Pertunjukan ini memiliki nuansa spiritual, dan dengan narasi, pesan yang ingin disampaikan dapat lebih komunikatif dan sampai kepada masyarakat. Karya ini sepenuhnya adalah karya mahasiswa semester lima dari Fakultas Seni Pertunjukan, jurusan Seni Tari ISI Yogyakarta,” pungkasnya.

Dalam penampilan mereka dalam acara PKB ke-45 ini, rombongan ISI Yogyakarta melibatkan 28 penari dan total 35 pendukung lainnya. (*/yak)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *