BREAKING NEWS
PT. TERAS MEDIA SEJAHTERA (terasbalinews.com). AHU-0012026.AH.01.01.TAHUN 2023.
Aku Lapor Pajak

Salurkan Kreativitas Sekaa Teruna Badung, Sekda Adi Arnawa Buka Festival Dresta Lango Ogoh-Ogoh

festival ogoh ogoh (5)
Sekda Wayan Adi Arnawa saat membuka acara Festival Dresta Lango Ogoh-Ogoh GWK dalam rangka Perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Caka 1945 di Lotus Pond Garuda Wisnu Kencana Cultural Park (foto/ist)
banner 120x600

MANGUPURA (terasbalinews.com). Sekretaris Daerah (Sekda) Badung, I Wayan Adi Arnawa, mewakili Bupati Badung, membuka acara Festival Dresta Lango Ogoh-Ogoh Garuda Wisnu Kencana (GWK) dalam rangka Perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Caka 1945, di Lotus Pond Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park, Minggu (26/3/2023).

Festival Dresta Lango ogoh-ogoh yang diinisiasi GWK bekerjasama dengan Pemkab Badung ini turut dihadiri Ketua DWP Badung, Nyonya Rasniathi Adi Arnawa, Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung, I Gede Eka Sudarwitha, Camat se-Badung, Direktur Operasional GWK Cultural Park, Stefanus Yonathan Astayasa, dan seluruh peserta lomba ogoh-ogoh di Kabupaten Badung

Sekda Adi Arnawa, dalam sambutannya, mengatakan, atas nama pemerintah dan pribadi sangat memberikan apresiasi kepada GWK yang sudah menyediakan tempat untuk Festival Dresta Lango ogoh-ogoh di Kabupaten Badung. Ini membuktikan bahwa ogoh-ogoh memiliki prestasi tersendiri di Kabupaten Badung, dan seluruh Sekaa Teruna di Badung sangat melestarikan tradisi budaya menjelang Nyepi.

“Terima kasih kepada pihak GWK karena sudah memberikan kesempatan kepada adik-adik Sekaa Teruna yang ogoh-ogohnya tampil di GWK ini. GWK sudah membuktikan kepada kita semua bahwa ogoh-ogoh memiliki prestasi dan dibuatkan ajang dalam Festival Dresta Lango 2023. Ini menunjukkan bahwa GWK dan seluruh keluarga besar sangat melestarikan budaya kita. Saya akan terus mendukung, dan ke depan, Kadis Kebudayaan perlu dipikirkan lagi agar event seperti ini dilaksanakan oleh Pemkab Badung dengan hadiah yang lebih besar lagi,” ujarnya.

Sementara, Direktur Operasional GWK Culture Park, Stefanus Yonathan Astayasa, menjelaskan, awalnya ogoh-ogoh dibuat hanya dengan rangka kayu dan bambu sederhana yang dibungkus kertas. Namun, seiring berkembangnya kreativitas masyarakat saat ini, telah berevolusi menjadi sebuah karya seni yang luar biasa yang menjadi daya tarik masyarakat luas.

Selain berwujud bhuta kala, ogoh-ogoh di Bali saat ini juga hadir dalam bentuk kontemporer. Belakangan, ada yang menjadikan ogoh sebagai ajang menyentil tokoh yang dianggap kontroversial hingga karakter fiktif yang dianggap melambangkan kejahatan.

“Festival ini menjadi ajang pengembangan kreativitas warga, terutama anak-anak muda, yang tergabung dalam wadah Sekaa Teruna di Bali. Festival ini juga sebagai wujud apresiasi terhadap 594 Sekaa Teruna di Kabupaten Badung. Semoga, acara ini rutin diadakan setiap tahun dan semakin meningkatkan kreativitas masyarakat dan anak-anak muda,” tutupnya. (rls/pri)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *