BREAKING NEWS
PT. TERAS MEDIA SEJAHTERA (terasbalinews.com). AHU-0012026.AH.01.01.TAHUN 2023.
Aku Lapor Pajak

Duta Badung Pentaskan Wayang Kulit “Alengka Brastha”

Duta Kabupaten Badung, yaitu Sanggar Seni Dewa Ruci, Banjar Lambing, Desa Sibang Kaja, Kecamatan Abiansemal, tampil dalam Utsawa (Parade) Wayang Kulit Ramayana di Kalangan Ayodya, Taman Budaya Bali (Art Center) pada Sabtu malam (1/7/2023). (foto/ist)
banner 120x600

DENPASAR (terasbalinews.com). Dalam acara Pesta Kesenian Bali (PKB) XLV Tahun 2023, Duta Kabupaten Badung, yaitu Sanggar Seni Dewa Ruci, Banjar Lambing, Desa Sibang Kaja, Kecamatan Abiansemal, tampil dalam Utsawa (Parade) Wayang Kulit Ramayana di Kalangan Ayodya, Taman Budaya Bali (Art Center) pada Sabtu malam (1/7/2023). Dalam pertunjukan tersebut, lakon yang diangkat adalah “Alengka Brastha” yang disampaikan oleh dalang Ida Bagus Putu Tilem Singarsa. Dalang juga menyisipkan pesan cinta terhadap seni budaya kepada generasi muda Bali, agar kebudayaan mereka tidak diklaim oleh pihak lain.

Lakon “Alengka Brastha” mengisahkan perjalanan Sang Rama dan Laksmana yang bersekutu dengan pasukan wanara di bawah pimpinan Sugriwa untuk mencari Dewi Shita yang diculik oleh Rahwana. Mereka menyusuri Gunung Suwela dan dalam perjalanan mereka menemukan sebuah goa di mana mereka berteduh. Di dalam goa, mereka terkejut melihat bangunan rumah putih yang megah. Kemudian, mereka bertemu dengan Swayamprabha, mata-mata Rahwana, yang dengan tipu muslihat memerintahkan para wanara menutup mata mereka agar cepat sampai ke Alengka. Hal tersebut dilakukan oleh Hanoman dan pasukan wanara.

Hanoman menyadari bahwa mereka sedang dalam bahaya dan merasa tidak pantas menjadi utusan. Namun, Sang Sampati, kakak Sang Jatayu, memberikan pertolongan dan petunjuk kepada Hanoman dan pasukannya menuju Alengka. Hanoman memutuskan untuk pergi sendiri menyeberangi Samudra sementara pasukannya menunggu di Gunung Windya.

Hanoman tiba di Alengka dan melihat Rahwana merayu Dewi Shita. Setelah Rahwana pergi, Hanoman bertemu dengan Dewi Shita dan memberikan semangat hidup baru kepadanya. Namun, Hanoman menghadapi pertempuran dengan para raksasa penjaga Alengka. Dia berhasil mengalahkan mereka, termasuk Sang Aksa, anak Rahwana, yang gugur dalam pertempuran. Namun, Sang Meganada, anak Rahwana yang lain, datang dengan senjata nagapasa dan melawan Hanoman. Hanoman terkena panah Sang Meganada dan jatuh di bawah pengaruh ajian nagapasa.

Hanoman disiksa oleh para raksasa dan dibawa ke hadapan Rahwana. Namun, Hanoman berhasil membebaskan dirinya dengan memanfaatkan api. Dia melompat dari bangunan ke bangunan, dan Alengka terbakar. Setelah kerajaan Alengka hangus terbakar, Hanoman memohon izin kepada Dewi Shita untuk kembali bertemu dengan Sang Rama Dewa.

Dalang Ida Bagus Putu Tilem Singarsa menjelaskan bahwa persiapan untuk pertunjukan Wayang Ramayana dalam PKB ini dimulai sejak awal tahun, terutama dalam hal mempersiapkan tabuh pengiring. Dia melib

atkan penabuh pemula yang telah belajar memainkan gender. Persiapan untuk pertunjukan itu sendiri berlangsung selama sebulan. IB Tilem Singarsa sendiri telah mempelajari seni dalang sejak usia muda dan telah mendalang serupa pada PKB tahun 2015.

IB Tilem juga menekankan bahwa sebagai dalang, dia memiliki hak untuk mengembangkan cerita, tetapi tetap mengikuti Kekawin Ramayana sebagai landasan. Dalang harus mengemas pertunjukan agar menarik namun tidak mengurangi makna dan inti cerita. Dalang juga dapat menyisipkan pesan-pesan moral dalam pertunjukan dengan cara improvisasi. (*/tbn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *